Berbicara tentang seni yang kian hari kian nyentrik
dan tidak orthodox, memungkinkan bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh
tentang ragam Seni Kontemporer, yaitu sebuah sebuah seni yang “kekinian” dan
ter adaptasi dari dengan perkembangan waktu. Seni Kontemporer merupakan hasil
perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi
yang berkembang di Barat pasca perang dunia II, menurut Smith & Terry
(2009).
Ragam dari Seni Kontemporer –pun juga beragam dan
datang dari berbagai jenis karya seni berupa Seni Instalasi, Fotografi,
Pementasan, dan Ukiran. Seni Kontemporer kerap sekali dikaitkan dengan
aktivitas muda dan mudi atau biasa disebut Pop up Culture, karena memang seni
inidapat merepresentasikan tentang perkembangan zaman yang seiring waktu terus
berkembang, sehingga dapat meningkatkan
exposure dan existence dari para pelaku Seni Kontemporer ini, terlebih
beberapa waktu lalu wabah COVID-19 meledak
dan membuat banyak para pemuda menjadi tidak produktif dan terkungkung
oleh peraturan yang dibuat.
Pada tahun 2021 yang lalu, sekumpulan dari beberapa
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM Malang) berinisiasi untuk
membentuk suatu komunitas kolektif untuk
kembali mengasah kreatifitas dan produktivitas
mereka ditengah wabah pandemic COVID – 19 yang memaksa mereka untuk
melaksanankan perkuliahan secara daring. Melalui barang barang bekas berupa
koran, majalah dan foto lama mereka dapat menghasilkan suatu karya mereka
berupa Seni Kolase, yaitu sebuah karya seni yang terbentuk atas tempelan –
tempelan dari potongan koran, majalah dan foto bekas yang disatukan menjadi
kolase yang menarik. Alif Tegar Syahputra, salah satu anggota Asri Kolaj yang
juga merupakan founder dari komunitas
ini mengatakan “Dengan bentuk latar belakang yang sama dari beberapa teman
kampus dengan tenggang rasa yang sama atas pandemic yang sedang terjadi, kami
memutuskan untuk membentuk komunitas yang dimana dapat menjadi wadah bagi para
muda – mudi di Malang untuk menyalurkan bakat seni mereka dalam Asri Kolaj
ini.” Alif pun mulai menggali apa makna dan asal – usul dari seni kolase ini,
bersama rekan-nya yang bernama Qodri, ia pun bergerak untuk mengkampanyekan
Asri Kolaj dimulai dari social media guna memperkenalkan Seni Kolase ini serta
dalam rangka mencari anggota anggota baru dari lingkup kampusnya.
“Seni
Kolase ini kami adaptasi dari seniman di tahun 1914 berna
Pablo Picasso, dimana pada saat itu dia sedang menderita kelumpuhan
yang memaksa ia tidak dapat merkecimpung dalam dunia seni seperti saat sedia
kala. Oleh karena itu,
Picasso berusaha
melawan batasan – batasan dalam dunia seni yang terlalu
orthodox dalam menuntut setiap karya untuk selalu rapi, setimbang
dan seimbang, hingga akhirnya lahirlah Seni Kolase yang saat ini sedang kami
branding kepada masyarakat.” Ungkap Alif
dalan sesi wawancara Zine Day’s Out (12/11/22). Dalam perjalanannya hingga saat
ini, Asri Kolaj mampu mengumpulkan 15 anggota tetap yang berhasil dikumpulkan
melalui
event mingguan yang mereka
adakan bernama “Kolbar”, dimana acara ini disenggelarakan tiap Minggunya di
tempat yang berubah ubah dalam rangka memperkenalkan kepada public serta
mengajak mereka untuk turut serta dalam berseni kolase,
event “Kolbar” inipun tidak dipungut biaya, hanya sekedar mengisi
data administrasi yang mereka sebarkan melalui akun
Instagram mereka yang bernama @asri.kolaj.
2
tahun berlalu semenjak Asri Kolaj berdiri, komunitas ini mampu menghadirkan
karya – karya yang mungkin sangat tidak
Orthodox
namun tetap memiliki nilai estetika dan pesan tersurat didalamnya. Asri Kolaj
kerap mengikuti acara
Art Exhibition
yang disenggelarakan di Kota Malang dan sekitarnya seperti dalam rangkaian
acara DKM (Dewan Kesenian Malang) yang disenggelarakan pada bulan Januari 2021
yang lalu di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya dan ajang
Art Exhibition di Galeri Raos, Kota Batu
pada bulan Februari 2022, melalui ajang kesenian yag mereka ikuti, Asri Kolaj
dapat menghasilkan karya – karya yang salah satunya mengandung pesan mengenai
pemanasan
Geothermal yang pada saat itu sedang disuarakan oleh
para demonstran yang terjadi di Balai Kota Among Tani, Kota Batu pada 26
Februari 2022. Tak luput dari itu, komunitas seni inipun juga memiliki suatu
Projek yang mereka namai “Proyek Strategis Kota” dimana dalam projek ini mereka
digandeng oleh salah satu
Curator Kota
Malang yang bernama Nisrina Aulia. Proyek Strategis Kota ini berorientasi pada
respon ruang public dan nilai estetika pada salah satu halte di tengah Kota
Malang yang bertempat di depan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya, Jl.
Veteran, pada tanggal 3 Desember 2021.
“halte ini merupakan sasaran Kami dalam merespon ruang
public dimana sebelumnya Halte inidifungsikan sebagai tempat “ngetem”angkutan
kota trayek AL (Arjosari – Landungsari) dan HL (Hamid Rusdi – Landungsari) yang
sekarang sudah tidak beroperasi, serta minimnya perbaikan yang dilakukan oleh
Pemerintah setempat, oleh karena itu, Asri Kolaj berusaha hadir dan merias
ulang Halte yang using ini agar memiliki nilai estetika, sehingga dapat membuat
masyarakat kembali menghinggapi halte tersebut”Kata Alif. Dalam beberapa hari,
Komunitas Asri Kolaj mampu menyulap “Halte Galeri Seni Budaya” ini menjadi
suatu tempat singgah yang menarik, melalui kumpulan foto polaroid bekas dan
potongan majalah bekas, Halte ini kembali menunjukkan keindahannya sebagai
Sarana Publik di tengah Kota Pendidikan ini.
Dengan eksistensinya yang kian ter ekspos, Asri Kolaj
berharap bahwa mereka akan tetap terus berkembang dengan Seni Kolase yang
mereka bawakan ini dan tetap dapat menjadi wadah bagi siapapun yang ingin
mengenal apa itu Seni Kolase, tanpa adanya suatu tuntutan administrasi yang
merepotkan bagi para pendaftarnya, Alif juga menambahkan “ Dengan naiknya
eksistensi dari Asri Kolaj, saya berharap bahwa komunitas ini akan tetap terus
ada dan berlipat ganda, yang di kemudian hari dapat dikenal oleh masyarakat
luas, terutama bagi Kota Malang tercinta ini.”