Dinda Aulia Cahyani Terinspirasi Atlet Voli Korea Lim Sung-jin

Dinda Aulia Cahyani dengan Tim Voli FEB Putri



Sejak usia 9 tahun, Dinda Aulia Cahyani sudah berlatih voli. GOR Ken Arok, Malang, adalah tempat dia ditempa menjadi atlet voli. Mimpinya ingin menjadi pemain voli profesional seperti idolanya, Lim Sung-jin dan Hany Budiarti.

Lim Sung-jin adalah pemain ganteng asal Korea Selatan yang bermain di klub Vixtorm Kepco. Sedangkan Hany Budiarti merupakan pemain timnas putri Indonesia. "Mereka role models saya," kata Dinda.

Karena mimpinya itu, Dinda tak pernah lelah meski harus menjalani latihan berat sejak kecil. Pelatihnya cukup disiplin. Setiap kali datang terlambat latihan, Dinda dihukum untuk berlari keliling GOR Ken Arok. Tak peduli saat panas terik, hukuman tetap harus dijalani. Dari situlah sikap disiplin Dinda terbentuk.

Dinda pertama kali bergabung di klub voli MVC. Lalu pindah ke Bravo Galaxy. Semuanya di Malang. Dia juga juga sering bertanding mewakili sekolahnya yakni SMPN 3 Singosari dan SMAN 2 Malang. Termasuk juga di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), tempatnya kuliah. Saat ini Dinda menjadi mahasiswi semester 3, jurusan manajemen di UMM. "Saya bergabung dengan klub voli di kampus," kata gadis 20 tahun itu.

Salah satu idola nya yang berasal dari Korea Selatan. Memiliki paras yang tampan, tinggi badan yang proposional, dan kelihaian dalam bidang voli tentunya tidak heran banyak kaum hawa menyukainya. Lim Sung-jin. Salah satu role model bagi Dinda. Pria kelahiran tahun 1999 ini menempati posisi sebagai wing spiker di tim nya.


Setelah mengulik lebih dalam, apa yang membuat Dinda sangat kesemsem adalah pria tampan ini sangat mengutamakan voli dan juga tim nya. Luar biasa. "Dia sangat mementingkan tim nya", tutur Dinda. Pria kelahiran tahun '99 ini ternyata cukup sering mendapat hariah dari para penggemarnya saat usai bertanding.

Awalnya banyak orang terdekat Sung-jin menyarankan nya untuk menjadi aktor saja tapi dia menolak. Untung saja ya oppa ganteng ini menolak jadi aktor, kalau tidak pasti Dinda tidak akan meliriknya sebagai role model dalam dunia voli.

Selain memiliki kecintaan terhadap voli, gadis cantik ini juga sangat mencintai budaya luar negeri. Korea misalnya. Bukan hanya tentang salah satu pemain favorit nya yang berasal dari klub Korea tetapi Dinda juga sangat menggilai pria - pria tampan dan bahkan pria paruh baya. Atau yang bisa disebut dengan oppa atau ajjushi. 


Tak heran jika gadis belia ini memiliki selera yang sangat tinggi, saingan para lelaki terdekat nya saja bisa jadi idol kpop seperti EXO CHANYEOL atau mungkin NCT DOYOUNG. "Seperti susah melihat kenyataan karena dengan adanya idol kpop ini selera saya menjadi jauh lebih tinggi", pungkasnya.

Bahkan saking cinta nya dengan dua oppa itu Dinda rela menghabiskan banyak uang untuk membeli album musik atau barang lainnya. Tidak hanya itu. Uang ratusan ribu untuk menonton di aplikasi berbayar pun rela ia keluarkan.

"Aku beli album EXO ini seharga 330 ribu dan album NCT seharga 350 ribu." Sungguh harga yang bisa dibilang cukup mahal. Tapi apapun yang membuat kita bahagia pasti akan dilakukan. Sama hal nya dengan Dinda yang rela merogoh kocek setiap hari nya untuk membeli album dan photo card artis idola nya.

Hal tersebut merupakan salah satu kebahagiaan Dinda terlepas dari pahit dan sedihnya saat ia bermain voli. Kerap mengalami cedera parah saat bermain, tentunya tidak menjadi alasan untuk gadis cantik ini menyerah. 

Patah tulang jempol saat menerima serangan lawan kerap kali terjadi. "Jempol yang paling sering kena", jelasnya. Awalnya dia tidak terlalu menganggap itu hal yang serius hingga akhirnya dia benar - benar merasakan sakit yang tak tertolong. Pada cedera terakhirnya, jempol cantik Dinda harus mengalami luka yang parah.

Kulit terkelupas hingga daging terlihat. Perih, cenat - cenut, dan rasa sakit yang tak bisa diutarakan lagi telah ia rasakan. Proses penyembuhan ini juga terbilang cukup lama karena di pertengahan waktu penyembuhan ternyata kulit ibu jari nya terkelupas lagi. 

Tak hanya cedera pada tangan nya, kaki nya juga tak mau kalah merasakan cedera. Terkilir merupakan hal biasa untuk atlet. Tapi dengan terkilirnya kaki Dinda semua aktivitasnya terasa sangat berat. Namun proses penyembuhan nya tak selama saat ibu jari nya cedera. Kurang lebih 1 bulan.

Terlepas dari semua itu Dinda tak berhenti untuk terus menjalankan apa yang ia suka. Voli. Terus bermain hingga mendapat kesempatan untuk bermain dengan Lim Sung-jin sang idola. Sebuah pengalaman cerita yang kita bisa jadikan referensi untuk terus mengejar apa yang kita inginkan. Lelah tentu saja, tapi menyerah bukan lah jawaban untuk itu. Ingat lah alasan mengapa kamu melakukan apa yang sedang kamu lakukan saat ini sebelum menyerah.
(Mayang Nanda)

0 Comments:

Posting Komentar