Pesantren Al Hikam, Warisan KH Hasyim Muzadi
Tokoh agama yang cukup terkenal di kalangan Nahdliyin salah satunya adalah KH Hasyim Muzadi. Kiai kelahiran Tuban ini pernah menjabat sebagai ketua umum PBNU selama periode 2001-20010 dan juga anggota pertimbangan presiden pada 2015. Beliau juga tokoh Islam yang cukup berpengaruh di semasa hidupnya. Kontribusinya terhadap Bangsa dan umat memang sangatlah besar.
KH Hasyim mendirikan lembaga pendidikan pesantren di kota Malang. Al-Hikam merupakan peninggalan beliau yang sampai saat ini terus mencetak kader-kader penerus bangsa. Pesantren ini berdiri tepat di tengah kota pendidikan dan dikelilingi oleh berbagai kampus oleh karena itu pesantren ini dijuluki sebagai pesantren mahasiswa.
Pesantren ini dibangun pada 21 Maret 1992 tepat 30 tahun, lembaga pendidikan warisan KH Hasyim Muzadi ini berdiri. KH Hasyim membangun pesantren ini dengan jerih keringatnya sendiri dengan tujuan memfasilitasi mahasiswa dalam mengintegrasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai agama.
Berawal dari sebuah mushola “ At-Taubah “ yang berada di Jl. Cengger Ayam, Tulusrejo. KH. Hasyim mengadakan kegiatan keagamaan dan mendapatkan respon positif oleh masyarakat sekitar. H. Nachrowi, pamong desa Tulusrejo kemudian mewakafkan sepetak tanahnya seluas 800 M persegi untuk dibangun masjid.
Pada tahun 1989 masjid Al-Ghazali berdiri untuk pertama kalinya. Kegiatan keagamaan yang awalnya berada di musholla At-Taubah berpindah ke masjid baru tersebut. Pengajian rutin malam Ahad dan Kamis rutin dilaksanakan, bertambahnya jama’ah semakin besar pula kepercayaan masyarakat terhadap KH Hasyim Muzadi.
Sebagai langkah awal pembangunan pesantren, beliau mendirikan yayasan Al-Hikam sebagai pusat wadah dalam mengembangkan program yang dirintisnya. 3 Juli 1989, Yayasan Al-Hikam resmi berdiri.
Yayasan ini pada awalnya bergerak dalam tiga program garapan; pertama, Majlis Ta’lim dan Dakwah; kedua, Pengembangan Sumber Daya Manusia; ketiga, Pesantren Mahasiswa Al Hikam sebagai proyek utama.
Di awal berdirinya pesantren Al-Hikam hanya menerima santri dari kalangan mahasiswa perguruan tinggi non-agama. Namun seiring dengan berjalanya waktu pada tahun 2003 Al-Hikam membuka pintu untuk santri lulusan pesantren dengan tujuan agar melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Agama (STAIMA)
Sampai saat ini pesantren Al-Hikam berdiri sebagai salah satu bentuk fisik peninggalan KH Hasyim Muzadi.
Pesantren hanya membekali hati dan pikiranmu sebagai alat mengontrol dirimu kelak. merupakan salah satu wejangan yang sering disampaikan KH Hasyim Muzadi kepada santrinya.
KH Hasyim memiliki harapan dengan berdirinya pesantren mahasiswa agar memiliki bekal kesiapan hidup, Kolaborasi antara prestasi ilmiah dan nilai-nilai agama. Nilai yang diajarkan dalam pesantren dapat dipraktekkan ke dalam kehidupan bermasyarakat.
“ Al Hikam, Cengger Ayam itu tempatnya berkumpulnya orang yang tukang mikir” tutur Pendeta Agus, sahabat KH Hasyim dari lintas agama.
Beliau menjelaskan bahwa Al-Hikam merupakan wadah bagi orang yang mempunyai pemikiran yang inovatif. Pesantren memiliki program kerja yakni kajian ilmiah dimana para santri berdiskusi tentang topik berdasarkan cabang keilmuannya masing-masing. Hal ini merupakan salah satu bentuk representasi dari kegiatan pembelajaran di pesantren Al Hikam.
Dengan berkembangnya zaman santri dituntut untuk mengikuti perkembangan tersebut namun dengan filter norma agama yang berlaku. KH Hasyim menginginkan bahwa santri bukanlah pelajar yang kolot ataupun ketinggalan zaman namun beliau ingin membuktikan bahwa santri mampu bersaing. Dengan kegigihan KH Hasyim Muzadi lembaga pendidikan Al Hikam sampai saat ini berdiri bahkan berkembang dengan dibukanya pasca sarjana, cabang Al Hikam depok yang menjadi tempat peristirahatan terakhir KH Hasyim Muzadi.
0 Comments:
Posting Komentar