Sergio Ramos
Dedikasi Monster dari Andalusia
Bek tengah PSG
Sergio Ramos dikenal dengan keganasannya menumpaskan serangan lawan. Sayangnya
pada Piala Dunia 2022, Sergio Ramos memang tidak masuk dalam skuad tim matador
yang dibawa ke Qatar. Mungkin karena usianya sudah tidak muda lagi.
Ramos lahir pada 30 Maret 1986 di Camas, Sevilla, Andalusia, bagian selatan Spanyol. Ia bermain sepak bola sejak usia 6 tahun di Camas FC. Lalu memulai karir profesionalnya pada tahun 2004 bersama Sevilla. Di sana dia bermain Bersama Jesus Navas di tim akademi Camas. Ramos melakukan debut bersama tim senior Sevilla pada 1 Februari 2004.
Pemain 36 tahun
itu dikenal sebagai pemain kontroversial. Ia kolektor kartu merah. Bahkan Ramos
tidak peduli siapa yang dihadapinya. Saat masih mengenakan jersey Real Madrid,
ia sempat menampar Carles Puyol. Itu terjadi saat laga el classico.
Dalam video dokumenter
Corazon de Sergio Ramos atau Hati dari Sergio Ramos, ia
mengatakan bahwa itu adalah bagian dari hasrat profesionalitasnya sebagai
pemain sepak bola.
Bagi Sergio
Ramos, sepak bola merupakan hasrat, dedikasi, dan profesionalitas. Hal itu
dijelaskan oleh ibunya di film dokumenter tersebut. Ramos kecil pernah
menyakiti kakaknya saat bermain sepak bola. “Di dalam sepak bola tidak ada yang
namanya saudara,” kata Ramos kepada kakaknya. Sontak hal tersebut membuat sang
ibu tertawa.
Peran Sergio
Ramos tidak hanya sebagai pemimpin lapangan. Tetapi, dia juga seorang pemimpin
rumah tangga. Ia memiliki seorang istri dan empat orang anak. Di film itu Ramos
kerap kali menunjukkan sikapnya yang menyayangi keluarga. Mulai dari memasak
untuk anaknya, mencium kening istrinya, hingga memberi motivasi.
Tak lepas dari
jiwa seorang pemimpin, Ramos memiliki pendukung yang setia yakni Pilar Rubio
seorang presenter, aktris sekaligus model ini merupakan istri dari sang kapten.
Berpacaran mulai dari 2012 hingga 2018, Ramos memberanikan diri untuk
meminangnya pada tahun 2019 di Sevilla kota kelahirannya.
Sergio Ramos
bertemu dengannya berawal dari bermimpi seorang Wanita selama tiga hari
berturut turut. Ramos pun mengatakan hal tersebut kepada kakaknya, saudari dan
seorang teman dekat untuk bertanya “apakah ia harus memberikan pesan kepadanya”
Ujar sang kapten. Dia sangat Bahagia Ketika dekat dengan istrinya.
Menggunakan ban
kapten, merupakan hal yang sangat besar bagi Ramos. Dia harus bekerja keras
untuk memberikan hasil terbaik bagi timnya, bahkan darah pun harus rela ia
korbankan. Hal ini terbukti Ketika Real Madrid melawan kota serivalnya yaitu
Atletico Madrid.
Kala itu Ramos
mengalami patah tulah di hidung yang disebabkan oleh sepakan dari lawan. Hal
tersebut membuat sang kapten ditarik lebih cepat. Saat pertandingan usai, ramos
membuat pernyataan di Instagramnya “Saya akan berdarah seribu kali untuk lencana
ini dan baju ini. Terima kasih atas dukunganmu. Aku akan kembali dalam waktu
singkat.” Tulisnya.
Tidak hanya
itu, dedikasi Ramos ditunjukkan saat ia berada dalam masa sulit. Setelah
hengkangnya Cristiano Ronaldo sebagai penyerang dan Zinedine Zidane sebagai
pelatih Real Madrid. Pada tahun 2019 klubnya mengalami rekor buruk, tekanan
dari fans kepada Ramos pun sering tertuju. Hal tersebut sering membuat ia
kebingungan.
Tetapi Ramos tidak tinggal diam, sebagai figur besar dalam tim. Ramos tidak sungkan untuk bersowan kepada kapten terdahulu Real Madrid seperti Fernando Hierro, Raul hingga Jose Camacho untuk berkonsultasi ketika ia menghadapi fase yang sulit sebagai kapten.
0 Comments:
Posting Komentar