4 Meninggal, 40.000 Mengungsi Akibat Banjir Melanda Malaysia


CNN — Upaya penyelamatan dilakukan atas bencana yang terjadi di Malaysia, setelah banjir menewaskan setidaknya empat orang dan lebih dari 40.000 orang harus mengungsi.

Di antara korban meninggal dunia terkonfirmasi pada hari Sabtu oleh otoritas negara bagian di Johor, seorang pria yang terjebak di dalam mobil yang tersapu oleh air banjir yang naik.

Rekaman yang diambil oleh petugas penyelamat dan sukarelawan di kota-kota seluruh negara bagian selatan menunjukkan sekelompok orang terdampar di atap rumah saat hanyut terbawa air.

Gambar yang dibagikan oleh Badan Bencana Banjir Nasional menunjukkan penyelamat mengarungi banjir di beberapa daerah untuk menyelamatkan orang yang terjebak di rumah mereka. Seorang penyelamat terlihat membawa bayi dalam ember ke tempat yang aman.

Gambar lain menunjukkan banjir yang ada di jalan dan hutan serta kendaraan yang terendam air lumpur.

Seperti negara-negara di Asia Tenggara, Malaysia rentan terhadap banjir. Negara tetangga Singapura juga telah mengalami hujan lebat sejak Februari.

Banjir terburuk Malaysia dalam beberapa dekade terjadi pada 2021, ketika ada 54 korban jiwa sampai tentara ikut dikerahkan. Banjir yang meluas tahun itu melanda delapan negara bagian dan membuat layanan darurat sangat sibuk dan tegang, memicu kritik terhadap pemerintah dalam menangani bencana tersebut.

Musim hujan di negara itu dimulai pada bulan November di setiap tahunnya dan orang-orang telah mengungsi dari rumah mereka setidaknya sejak bulan Desember.

Berpenduduk 4 juta jiwa, Johor adalah negara bagian terpadat kedua di Malaysia dan menerima dampak paling parah karna banjir musim ini. Puluhan ribu warganya kini telah pindah ke pusat bantuan di sekolah dan balai masyarakat, kata para pejabat.

Para ahli dari Departemen Meteorologi Malaysia telah memperingatkan bahwa cuaca basah dapat berlanjut hingga April.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berbagi pembaruan dari Johor pada hari Minggu setelah mengunjungi para penyintas dan pengungsi, mengatakan bahwa banjir adalah masalah mendesak bagi negara dan pemerintah akan mempercepat proyek mitigasi.

“Masalah (banjir) ini tidak bisa ditunda dan harus ditangani lebih serius agar tidak terjadi lagi,” ungkapnya.

Anggota Aliansi Demokrasi Bersatu Malaysia (MUDA), sebuah partai politik yang dipimpin pemuda dengan kehadiran besar di Johor, menyarankan warga untuk menerima bantuan dari badan penyelamat dan memperingatkan agar tidak “menunggu terlalu lama” untuk mengevakuasi rumah mereka.

“Ketinggian air sungai masih tinggi dan diperkirakan akan turun hujan lebat lagi,” kata Amira Aisya Abdul Aziz, wakil ketua kelompok itu. “Jangan menunggu terlalu lama jika ketinggian air mulai naik. Pindah ke daerah yang lebih aman sesegera mungkin.”
“Ingat: Nyawamu lebih berharga daripada harta milikmu,” tambahnya.

Amira mengatakan negara itu perlu segera mengatasi masalah banjirnya, dengan mengatakan bahwa negara itu tidak mampu melewati begitu banyak bencana “dalam waktu sesingkat itu.”

Pot Phoon Hua, seorang pekerja berusia 61 tahun di pabrik biskuit dan kopi lokal di kota Batu Pahat, mengatakan kepada CNN bahwa hujan masih turun. Dia menyatakan keprihatinan tentang beberapa teman dan kerabat yang hilang dan mengatakan bahwa dampak banjir akan sangat merugikan. "Kami tidak berdaya," kata Pot.

“Semua orang ikut serta tetapi kekuatan cuaca terlalu besar. Hanya ada begitu banyak yang bisa kita lakukan. Pemerintah dapat mengerahkan banyak tim dan pekerja untuk membantu tetapi pada akhirnya, orang Malaysia hanya bergantung pada belas kasihan alam.”

 

0 Comments:

Posting Komentar