'Wedhus Gembel' Kembali Muncul Setelah 3 Tahun

 

erupsi gunung merapi

Setelah 3 tahun, tepat nya pada 21 Juni 2020 gunung merapi kembali aktif dan menyemburkan awan panasnya hingga 2000 meter. Sejauh ini, potensi bahaya yang masih mengancam yakni berupa guguran lava dan awan panas guguran. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menetapkan zona bahaya sejauh 7 kilometer dari puncak Merapi untuk terhindar dari ancaman awan panas yang kerap disebut 'wedhus gembel'.

Menurut hasil survei Tim Drone Badan Geologi hingga Senin, (13/3/2023), tercatat 60 kejadian awan panas guguran dari erupsi Gunung Merapi. Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin (13/3/2023) mengatakan jumlah tersebut mengacu hasil survei Tim Drone Badan Geologi pasca-kejadian awan panas guguran pada 11-12 Maret 2023.

Dengan keadaan yang masih bahaya seperti ini terlebih pada musim hujan yang ekstrim, BPPTKG menghimbau warga untuk menjauh dari lokasi 3-7 kilometer. Agus menegaskan bahwa status Gunung Merapi saat ini masih berada di tingkat Siaga atau Level III. 

Potensi bahaya yang terjadi adalah guguran lava dan awan panas guguran yang bisa menjangkau beberapa daerah seperti Kali Woro, Kali Gendol, Kali Boyong, Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng. Agus juga menyatakan adanya potensi bahaya di sisi barat laut.

"Ada potensi bahaya yang lain di mana pada sektor barat laut (Gunung Merapi) ini terjadi pergerakan, terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kita ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan," kata Agus.

Ada deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi yang terpantau selama dua tahun terakhir. Sebelumnya, deformasi hanya terjadi pada lokasi dua kubah lava gunung api aktif itu yakni di tengah kawah dan sisi barat daya.

Laju deformasi pada sisi barat laut Merapi sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun. Perkembangan itu cukup besar jika dibandingkan deformasi saat menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski kala itu terjadi dalam tempo yang cepat.

Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya, yaitu ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak mulai Sabtu (11/3) siang hingga petang dan masih berlanjut hingga Minggu (12/3).

Rentetan awan panas guguran itu terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya Gunung Merapi. Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

petugas damkar membersihkan abu gunung merapi
Pasca erupsi yang mengerikan dari gunung merapi, para petugas damkar mendatangi beberapa lokasi termasuk sekolahan yang terkena dampak abu nya. Terlihat petugas damkar tengan membersihkan abu yang tampak seperti salju yang menyelimuti.

Tak hanya itu, banyak dampak yang ditimbulkan dari erupsi kali ini. Selain berdampak langsung terhadap manusia, kini para peternak sapi dan kambing yang ada di dusun Babadan 1 Kecamatan Dukun, mulai kesulitan mencari rumput untuk pakan.

"Rumput yang telah dikumpulkan dikirim ke Babadan 1, Paten. Dan ini sudah kita lakukan tadi malam. Saat tiba di lokasi, di Babadan 1, para relawan Banyurojo disambut dengan ramah oleh mereka, ya karena memang komunikasi kita selama ini telah berjalan dengan baik. Ini juga sebagai tanda bahwa program Sister Village antara Desa Banyurojo dengan Babadan 1 berhasil dilakukan," pungkas Saleh, Selasa (14/3/2023).


0 Comments:

Posting Komentar