Cabai rawit |
Menjelang bulan suci Ramadan, beberapa bahan pangan tentunya
akan mengalami kenaikan, begitu juga dengan cabai rawit, di Jawa melonjak dari kisaran harga Rp.
40.000- 50.000/ kg naik hingga Rp.60.000 – Rp. 80.000/ kg.
Hal ini telah meresahkan masyarakat sejak satu bulan lalu,
karena harga sembako tidak kunjung turun. Bahkan untuk di luar pulau Jawa,
cabai rawit bisa mencapai harga Rp.100.000 - Rp.150.000 per kilogramnya.
Harga cabai dan sembako lain telah naik, bahkan jauh
sebelum bulan Ramadan tiba. Kenaikan harga yang terus terjadi secara bertahap telah membuat banyak masyarakat mengeluh, pasalnya tidak
ada penurunan sedikitpun.
Ketua Asosiasi Argibisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid
mengatakan, harga cabai saat ini sudah melampaui batas normal.
Menurutnya harga cabai yang kian melonjak ini tidak hanya
disebabkan oleh bulan suci Ramadan, melainkan juga diakibatkan oleh gagal panen
akibat cuaca tak menentu sejak akhir Februari lalu.
Setidaknya sekirat 40 hingga 60% dari area pertanian cabai
terdampak cuaca extrem, yang kemudian berdampak pada pedagang.
Sementara itu untuk cabai merah biasa, dan cabai rawit hijau
masih dalam kondisi yang stabil, belum terdapat kenaikan signifikan meskipun mulai
mendekati bulan suci Ramadan.
Di sisi lain bahan pangan lainnya juga turut mengalami
kenaikan bertahap. Seperti bawang putih
yang sebelumnya Rp. 28.000/ kg menjadi Rp. 32.000/kg, bawang merah
yang sebelumnya Rp.28.000/kg naik menjadi Rp 35.000, telur yang sebelumnya Rp. 24.000 naik menjadi 26.000 per kilogramnya, begitu juga dengan sembako lain.
Kenaikan harga pokok merupakan hal yang biasa dan diprediksi
akan terus terjadi hingga awal Ramadan 2023. Namun, masyarakat tetap berharap
pemerintah segera melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga komoditas
bahan pokok setelah terpuruknya ekonomi pasca pandemi.
0 Comments:
Posting Komentar