Beredarnya video YouTube mengandung malware yang membuat publik khawatir, karena virus malware yang bisa mencuri data pribadi.
Mengutip Cloud Computing, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)
mencatat terdapat sekitar 976 juta serangan siber sepanjang 2022 hingga saat
ini. Dari jumlah catatan serangan malware
mendominasi dengan persentase 56,84%. Setelahnya, terdapat juga kejahatan
siber kebocoran data (information leak)
dengan persentase 14,57%.
Beberapa unggahan video berupa rekaman layar yang memberikan
informasi tata cara mengunduh suatu aplikasi berbayar secara ilegal yang tercantum
di deskripsi video lewat tautan. Untuk memancing para penonton mengeklik tautan
tersebut, bujukan yang digunakan oleh para penjahat tersebut yakni dengan
judul "video tutorial". Biasanya berkisar cara mengunduh aplikasi berbayar
yang populer, seperti Premiere Pro, Autodesk, AutoCAD, hingga berbagai aplikasi
Adobe.
Dengan malware
yang disisipkan pada tautan bisa berupa information
stealer. Yang dimaksudkan adalah mereka dapat menembus sistem pengguna dan
mencuri berbagai informasi berbagai informasi pribadi seperti kata sandi,
detail pembayaran, hingga data sensitive lainnya. Biasanya, malware tersebut seperti Vidar, Redline,
dan Raccoon.
Lebih lanjut, YouTube
merupakan salah satu media terpopuler yang memiliki pengguna aktif lebih dari
2,5 miliar per
bulannya CloudSEK sering menemukan bahwa 5 dari 10 video berbahaya dapat
diunggah setiap jam. Hal itu dilakukan sebagai tali pengaman si pengunggah
apabila terdapat video di turunkan oleh pihak YouTube.
Sayangnya, si pencuri data pintar dalam mengelabui pihak
YouTube dengan mengoptimalkan Search
Engine Optimization (SEO) agar video unggahan si penjahat muncul
direkomendasi YouTube.
0 Comments:
Posting Komentar