China Melarang Penduduk Meninggalkan Xinjiang

 China Melarang Penduduk Meninggalkan Xinjiang

China melarang penduduknya untuk meninggalkan Xianjiang selama pandemic Covid-19. Beberapa minggu terakhir wilayah Barat mulai melonggarkan pembatasan wilayah yang diperpanjang secara ketat.

Pada Selasa (4/10) lalu, 38 kasus covid baru tanpa gejala terdeteksi di daerah yang menjadi rumah bagi 22 juta orang tersebut.
Deteksi itu membuat para pejabat khawatir. Wakil Ketua Xinjiang Liu Sushe bahkan bersumpah untuk memperkuat kontrol lalu lintas dan memastikan tidak ada orang yang meninggalkan wilayah kecuali diperlukan.


Liu menambahkan Xinjiang akan memperkuat Langkah-langkah pengendalian di bandara, stasiun kereta api, dan pos pemeriksaan untuk mencegah penyebaran virus ke bagian lain negara tersebut. Semua kereta api, bus antar provinsi, dan sebagian besar penerbangan yang mengarah kaluar akan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Bandara di Umruqi, ibukota regional daerah itu, 97% penerbangan yang berangkat dan 95% penerbangan yang tba dibatalkan pada Rabu kemarin.

Sementara itu, semua penerbangan yang berangkat dari Kashgar, kota oasis selatan yang yang menjadi lokasi bandara terbesar kedua di Xinjiang, dibatalkan, kecuali dua yang menuju ke Umruqi.

China merupakan ekonomi dunia terakhir yang masih menerapkan Langkah ketat demi mengatasi penyebaran covid dengan melaksanakan pembatasan, pengujian massal, karantina ekstensif, dan lockdown total.

“Putaran wabah Covid-19 saat ini adalah penyebaran tercepat, paling luas, paling menular dan paling sulit untuk mengendalikan darurat Kesehatan masyarakat dalam sejarah Xinjiang” kata Liu.

Sejak 30 Juli, Xinjiang telah melaporkan total korban yang terinfeksi mencapai 5.760 orang

Liu mengatakan bahwa Xinjiang akan memastikan untuk “menciptakan lingkungan yang kondusif” agar tercapainya keberhasilan atas Kongres Parti Ke-20

Pertemuan para elit yang diadakan akhir bulan ini, Xi Jinping diperkirakan akan ditunjuk untuk menjabat ketiga kalinya. Semakin memperkuat statusnya sebagai pemimpin China terkuat dalam beberapa decade terakhir.

Menjelang kongres, acara paling penting dalam kalender politik China, hal ini sangat sensitif, otoritas nasional bekerja untuk memuluskan jalan dan menahan potensi hambatan yang terjadi, seperti wabah Covid yang terlalu dini.

Tapi di Xinjiang, berita tentang perbatasan yang ditutup di kawasan itu mengecewakan banyak penduduk yang masih merasakan sakit akibat penguncian terakhir.

0 Comments:

Posting Komentar