Penyintas Menceritakan Kejadian Sebenarnya

Fans yang berusaha melarikan diri dari kekacauan yang meletus di stadion Kanjuruhan pada hari Sabtu tanggal 10, terjebak setelah petugas keamanan gagal membuka beberapa pintu keluar. Menurut Asosiasi Sepak Bola Nasional sedikitnya ada 131 orang tewas.

Bencana ini menjadi salah satu insiden yang terburuk dalam sejarah olahraga dunia, sejumlah 42.000 Aremania bentrok dengan polisi, mendorong petugas keamanan untuk menembakkan gas air mata. Polisi telah melakukan penyelidikan atas penggunaan gas air mata saat pertandingan di Kanjuruhan tersebut, Namun di tengah tuduhan dari segala arah para penyintas tragedi menuntut jawaban.


“Itu hanya memperparah situasi” kata Toni. “Polisi terlalu berlebihan dalam menangani situasi, aku tidak mengerti mengapa mereka melakukannya (menembakkan gas air mata), tidak ada tanda-tanda kekerasan.”

‘Kesalahan Besar’

Andi Hariyanto 32 tahun, kehilangan beberapa anggota keluarganya termasuk istrinya, 2 anak perempuan, dan keponakan. Dia tetap berada di tempat untuk menghindari orang-orang yang bergegas ke pintu keluar.

“Itu adalah kesalahan besar” katanya. “Apakah mereka tidak tahu ada wanita dan anak-anak yang ikut menonton pertandingan ? Aku masih tidak mengerti. Apa yang kami lakukan hingga mereka menembak (gas air mata) ?

Dia berhasil keluar setelah berdesakan dengan orang-orang bersama putranya yang berusia 2 tahun. Namun istri dan kedua putrinya tidak.

“Kemudian aku menemukan kedua putriku terbujur kaku satu sama lain”, katanya menahan tangis. “Aku tidak ingat berapa kantong jenazah yang kubuka, bahkan setelah semua itu aku masih belum bisa menemukan istriku.”

Pintu Keluar yang Terkunci

Dalam sebuah pernyataan yang diberikan oleh Asosiasi Sepak Bola Nasional, mereka telah secara permanen memecat pejabat keamanan yang bertanggung jawab untuk mengatur jalan keluar stadion. Dikatakan beberapa gerbang tetap terkunci selama kejadian karena miskomunikasi, pintu yang seharusnya terbuka beberapa menit sebelum pertandingan berakhir malah masih terkunci.

Juru bicara Ahmad Riyadh juga menyalahkan kekurangan pekerja dengan mengatakan bahwa “hanya beberapa penjaga” yang siap membuka gerbang.

Semua pertandingan liga sepak bola telah ditangguhkan atas perintah Presiden Joko Widodo, karena penyelidikan resmi sedang berlangsung. Presiden Jokowi juga mengatakan akan memerintahkan “audit total” stadion sepak bola di seluruh negeri dalam upaya untuk mencegah tragedi lebih lanjut.


0 Comments:

Posting Komentar