China Mencekal Xinjiang

 


Hong Kong (CNN) – 5 Oktober 2022, China telah mencekal para warga untuk tidak meninggalkan Xinjiang pasca peningkatan kasus Covid – 19 seminggu setelah Barat telah menerapkan relaksasi larangan dari lockdown yang memicu kepanikan warga atas menipisnya suplai makanan.


injiang, rumah bagi 22 juta jiwa etnis minoritas dilaporkan terjadi 38 kasus Covid-19. Hal inipun menjadi perhatian dari pemerintah, berdasarkan pernyataan Gubernur Xinjiang, Liu Sushe, ia menyatakan “perkuatkan garis perbatasan menuju provinsi lain dan desak para warga untuk tidak mmeninggalkan Xinjiang apabila tidak ada kepentingan yang mendesak”.

 
Liu menambahkan bahwa Xinjiang akan memperketat perjalanan domestik dimulai dari bandara, stasiun kereta api dan titik pengawasan sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus ke berbagai provinsi lain. Seluruh kereta, bus dan penerbangan antar provinsi akan diberhentikan hingga pengumuman lebih lanjut.

cnn/xinjiang
Di Bandara Urumqi, hampir 97% dari keberangkatan dan95% kedatangan penerbangan dibatalkan pada hari Rabu. berdasarkan informasi dari penerbangan Variflight. sementara, semua penerbangan asal Kashgar,  sebuah Kota kecil di Selatan Xinji yang merupakan Bandara terbesar kedua jua dibatalkan terkecuali 2 penerbangan menuju Urumqi.

Penyebaran Covid – 19 kali ini sangatlah lebih cepat dari sebelumnya, lebih luas, lebih mudah menginfeksi dan susah untuk dikontrol oleh dinas kesehatan, ini merupakan penyebaran virus paling darurat di Xinjiang” kata Liu.

Sejak 30 Juli, Xinjiang melaporkan total 5,790 kasusLiu juga menambahkan Xinjiang akan merealisasikan “Lingkungan yang menyenangkan” untuk keberlangsungan kongres partai yang ke- 20 – ini merupakan kongres dari para elit dimana Xin Jinping diharapkan untuk menjadi pemimpin terkuat ketiga China selama satu decade.

Dengan adanya kongres ini, agenda politik China disebut sedikit sensitive, mengingat akan terjadinya ledakan kasus di Xinjian. Hampir seluruh wilayah di Xinjiang mendapat pengawasan yang ketat semenjak Agustus hingga September, seluruh masyarakat yang terjangkitpun dilarang meninggalkan rumah – hingga menyebabkan kelangkaan makanan, obat obatan dan kebutuhan pokok.

 Yang Fei, 34, telah terjebak di Urumqi sejak  bulan Juli,  ia bepergian disana bersama  pasangannya untuk mengisi waktu liburan, namun setelah kota mengumumkan lockdown pada 10Agustus, ia sempat membuat nama samaran untuk menghindari cekalan dari pemerintah.

Sebagai pejuang penyakit kanker, Yang hampir kehilangan salah satu bagian dari perutnya dan ia pun hanya bisa makan dengan porsi yang sangat sedikit dan hal inipun diperparah dengan adanya kelangkaan sumber makanan di Xinjiang hingga 30hari.

ia mengatakan telah menerima 3 bantuan makanan dari toko-toko lokal untuk menghadapi kelaparan-nya, berulang kali ia memanggil panggilan darurat namun semua itu tidak berhasil. Yang pun mulai kehabisan makanan pada September awal;setelah berjuang menghadapi kelaparan selama 24 jam, ia pun menyempatkan untuk menelpon ambulan dengan segenap tenaganya sebelum ia pingsan. tepat sebelum itu, pekerja social mendobrak kamar apartemennya dan memberikan bantuan makanan berupa kentang, kubis, seledri , cabai dan bawang. Hal inipun dapat mencukupi kebutuhannya selama 3 hari.

 3 September, pemerintah Urumqi    meminta maaf pada konferensi pers atas “Kelangkaan dan Inflansi” pada penanganan penyebaran Covid – 19 meliputi sumber pangan, sandang dan obat obatan. Yang diikuti oleh pemerintah Yining dan Korla. Pada hari Rabu, Yang – seorang yang terjebak di Urumqi – mengabarkan kepada tim CNN bahwa dimulai minggu lalu, ia telah diizinkan untuk meninggalkan wilayah tersebut tiap 3 jam sekali untuk membeli kebutuhan di toko terdekat, namun Pemerintah masih melarang untuk meninggalkan kota atau memasuki distrik Urumqi



0 Comments:

Posting Komentar